MANUSIA
DAN KEINDAHAN
MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
OLEH
KELAS
1KA04
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA 2019
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha ESA yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan
Makalah ini dengan tepat pada waktunya yang berjudul “Manusia Dan Keindahan”
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian “Manusia Dan
Keindahan“.
Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan senantiasa melancarkan segala usaha kita. Amin.
Jakarta, April 2019
Penulis
Daftar
Isi
Kata Pengantar
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
Bab II PEMBAHASAN
2.1 Manusia dan Keindahan
2.2 Hubungan Manusia dan Keindahan
2.3 Cara- cara menentukan Keindahan
Bab III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Kritik dan Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Setiap
manusia dilahirkan dan dibekali dengan banyak keindahan yang tidak
ternilai. Keindahan yang baik dari dalam, dari luar, maupun yang ada
disekitarnya. Kata keindahan berasal dari kata indah, yang berarti bagus,
permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran.
Keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai
nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah,
yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat
universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat,
kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal.
Manusia
dan Keindahan saling berkaitan satu sama lain, Maka jika manusia hidup tanpa
keindahan pada hakikatnya dia bukanlah manusia. Keindahan dapat membuat kita
gembira, bersyukur dan lain-lain. Orang-orang yang hidup tanpa keindahan pada
realita maka dia akan cenderung akan kurang bersemangat. Oleh karena itu, dalam
makalah ini kita akan membahas lebih dalam mengenai manusia dan keindahan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa hubungan manusia dengan keindahan ?
2. Apa makna dari Renungan ?
3. Apa makna dari Keserasian ?
4. Apa makna dari Kehalusan ?
5. Apa makna dari Kontemplasi ?
1. Apa hubungan manusia dengan keindahan ?
2. Apa makna dari Renungan ?
3. Apa makna dari Keserasian ?
4. Apa makna dari Kehalusan ?
5. Apa makna dari Kontemplasi ?
1.3. Tujuan Masalah
1. Untuk mendeskripsikan hubungan manusia dengan keindahan.
2. Untuk mendeskripsikan makna dari Renungan.
3. Untuk mendeskripsikan makna dari Keserasian.
4. Untuk mendeskripsikan makna dari Kehalusan.
5. Untuk mendeskripsikan makna dari Kontemplasi.
2. Untuk mendeskripsikan makna dari Renungan.
3. Untuk mendeskripsikan makna dari Keserasian.
4. Untuk mendeskripsikan makna dari Kehalusan.
5. Untuk mendeskripsikan makna dari Kontemplasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Manusia Dan Keindahan
Manusia
merupakan makhluk sempurna yang diciptakan Tuhan dengan segala keindahan di
setiap individu masing- masing. Manusia pun selalu mempunyai perhatian yang
hebat akan dirinya sendiri. Kecakapan manusia untuk mengintrospeksi diri,
keinginan individu untuk menjelajahi lebih mengenai intisari diri mereka, tanpa
terkecuali menghasilkan berbagai penyelidikan mengenai kondisi manusia
merupakan pokok jenis manusia secara keseluruhan. Keindahan selalu menjadi
pioritas utama untuk bisa merasakan kebahagiaan dari individu satu dengan
individu yang lain, karena kebahagiaan berawal dari keindahan yang diciptakan
manusia itu sendiri dan akan dapat dinikmati setelah keindahan itu sudah
berbentuk karya atau seni.
Sedangkan, Kata
Keindahan itu merupakan suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena
tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu
yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat
dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Bentuk yang mempunyai sifat
indah adalah segala hasil seni meskipun tidak semua hasil seni indah,
pemandangan alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga), Manusia (wajah,
mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh) Keindahan adalah identik dengan
kebenaran atau kenyataan. Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula
dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan, plato misalnya
menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, Sedangkan Aritoteles merumuskan
keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis
tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara juga
tentang buah pikiran yang indah dan adab kebiasaan yang indah. Tapi bangsa
Yunani juga mengenal keindahan. dalam arti estetis yang disebutnya “symetria”
untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan
berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi
keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.
2.2
Hubungan Manusia Dan Keindahan
Manusia
dan keindahan memang tidak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian
bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa,
seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya manjadi bagian dari
kebudayaannya yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur
politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman
manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan
budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian
hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun
kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Manusia
menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman
keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory)
walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut. keindahan tersebut pada
dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak
berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia
identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada sesuatu yang indah
dan bukan pada keindahan itu sendiri. Misalkan, seorang pelukis melukis seorang
wanita lebih cantik dari keadaan yang sebenarnya, justru tidaklah indah. Bila
ada pemain drama yang berlebih- lebihan,misalnya marah dengan meluap- luap
padahal masalahnya kecil, atau karena kehilangan sesuatu yang berharga kemudian
ia menangis meraung- raung, itu berarti tidak indah.
2.3
Cara- cara menentukan Keindahan
1. Renungan
Renungan
berasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu,
atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.
Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sama lain
berbeda, meskipun obyek yang direnungkan sama, lebih pula apabila obyek
renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu bergantung kepada obyek dan
subyek.
2. Keserasian
Keserasian
berasal dari kata serasi, serasi dari kata dasar rasi yang artinya cocok,
sesuai, atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur
pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang. Keserasian identik dengan keindahan.
Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah.
Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah
kualitas pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal.
3. Kehalusan
Kehalusan
berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik
(budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus. Halus itu
berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun
dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau
sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap
orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai
keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari
seseorang.
4. Kontemplasi
Kontemplasi
merupakan suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan
mendalam untuk mencari nilai-nilai makna, manfaat, dan tujuan, atau niat hasil
penciptaan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Keindahan
pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu ciptaan tuhan. Ini berarti
bahwakeindahan itu ciptan tuhan. Keindahan menyangkut kualitas hakiki dari
segala benda yang mengandung kesatuan (unity), keselarasan (harmony),
kesetangkupan (symetri), keseimbangan (balance), dan pertentangan (contrast).
Dari ciri-ciri itu diambil kesimpulan, bahwa keindahan tersusun dari
keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata.
Keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Dua hal yang indah
yang selalu berdampingan. Dua hal tersebut juga berdampingan dengan Manusia.
Manusia
diberikan keindahan yang sangat luar biasa oleh Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab
itu, manusia diharapkan untuk selalu menjaga keindahan-keindahan yang
dimilikinya, yang ada pada dirinya agar senantiasa keindahan tersebut dapat
berguna dan dinikmati oleh semua orang, serta untuk mengetahui suatu keindahan
dibutuhkan hal-hal seperti renungan, keserasian, kehalusan dan kontemplasi.
3.2
Kritik dan Saran
Sebagai
penulis yang menyusun makalah ini, penulis sangat memerlukan kritikan
dan saran demi kesempurnaan penyusunan makalah yang selanjutnya agar bisa
lebih bermanfaat dan lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
emil.staff.gunadarma.ac.id/.../bab5-manusia_dan_keindahan.pdf
Sulaeman, Munandar.
1998. “Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar”. Bandung: Refika Aditama
Tri Prasetya Joko.
2004. “Ilmu Budaya Dasar”. Jakarta: PT Asli Mahasatya
0 comments:
Post a Comment