Monday, April 15, 2019

Makalah Manusia Dan Keindahan

MANUSIA DAN KEINDAHAN

MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR

Hasil gambar untuk gunadarma

OLEH

HENI SAFITRI (1B118059)

KELAS 1KA04

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS GUNADARMA 2019




KATA PENGANTAR


          Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha ESA yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini dengan tepat pada waktunya yang berjudul “Manusia Dan Keindahan” Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian “Manusia Dan Keindahan“. 
           Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
           Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan senantiasa melancarkan segala usaha kita. Amin.

Jakarta, April 2019



                                                                                                                    Penulis



Daftar Isi


Kata Pengantar

Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah

Bab II PEMBAHASAN
2.1 Manusia dan Keindahan
2.2 Hubungan Manusia dan Keindahan
2.3 Cara- cara menentukan Keindahan

Bab III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Kritik dan Saran

Daftar Pustaka





BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
            Setiap manusia dilahirkan dan dibekali dengan banyak keindahan yang tidak ternilai. Keindahan yang baik dari dalam, dari luar, maupun yang ada disekitarnya. Kata keindahan berasal dari kata indah, yang berarti bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal.
            Manusia dan Keindahan saling berkaitan satu sama lain, Maka jika manusia hidup tanpa keindahan pada hakikatnya dia bukanlah manusia. Keindahan dapat membuat kita gembira, bersyukur dan lain-lain. Orang-orang yang hidup tanpa keindahan pada realita maka dia akan cenderung akan kurang bersemangat. Oleh karena itu, dalam makalah ini kita akan membahas lebih dalam mengenai manusia dan keindahan.


1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa hubungan manusia dengan keindahan ?
2. Apa makna dari Renungan ?
3. Apa makna dari Keserasian ?
4. Apa makna dari Kehalusan ?
5. Apa makna dari Kontemplasi ?

1.3. Tujuan Masalah
1. Untuk mendeskripsikan hubungan manusia dengan keindahan.
2. Untuk mendeskripsikan makna dari Renungan.
3. Untuk mendeskripsikan makna dari Keserasian.
4. Untuk mendeskripsikan makna dari Kehalusan.
5. Untuk mendeskripsikan makna dari Kontemplasi.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Manusia Dan Keindahan
            Manusia merupakan makhluk sempurna yang diciptakan Tuhan dengan segala keindahan di setiap individu masing- masing. Manusia pun selalu mempunyai perhatian yang hebat akan dirinya sendiri. Kecakapan manusia untuk mengintrospeksi diri, keinginan individu untuk menjelajahi lebih mengenai intisari diri mereka, tanpa terkecuali menghasilkan berbagai penyelidikan mengenai kondisi manusia merupakan pokok jenis manusia secara keseluruhan. Keindahan selalu menjadi pioritas utama untuk bisa merasakan kebahagiaan dari individu satu dengan individu yang lain, karena kebahagiaan berawal dari keindahan yang diciptakan manusia itu sendiri dan akan dapat dinikmati setelah keindahan itu sudah berbentuk karya atau seni.
            Sedangkan,  Kata Keindahan itu merupakan suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Bentuk yang mempunyai sifat indah adalah segala hasil seni meskipun tidak semua hasil seni indah, pemandangan alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga), Manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh) Keindahan adalah identik dengan kebenaran atau kenyataan. Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan, plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, Sedangkan Aritoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adab kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan. dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.

2.2 Hubungan Manusia Dan Keindahan
            Manusia dan keindahan memang tidak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya manjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
            Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut. keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Misalkan, seorang pelukis melukis seorang wanita lebih cantik dari keadaan yang sebenarnya, justru tidaklah indah. Bila ada pemain drama yang berlebih- lebihan,misalnya marah dengan meluap- luap padahal masalahnya kecil, atau karena kehilangan sesuatu yang berharga kemudian ia menangis meraung- raung, itu berarti tidak indah.
           

2.3 Cara- cara menentukan Keindahan
1. Renungan
            Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sama lain berbeda, meskipun obyek yang direnungkan sama, lebih pula apabila obyek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu bergantung kepada obyek dan subyek.
2. Keserasian
            Keserasian berasal dari kata serasi, serasi dari kata dasar rasi yang artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang. Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah kualitas pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal.
3. Kehalusan
            Kehalusan berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus. Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari seseorang.
4. Kontemplasi
            Kontemplasi merupakan suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai makna, manfaat, dan tujuan, atau niat hasil penciptaan.





BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
            Keindahan pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu ciptaan tuhan. Ini berarti bahwakeindahan itu ciptan tuhan. Keindahan menyangkut kualitas hakiki dari segala benda yang mengandung kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symetri), keseimbangan (balance), dan pertentangan (contrast). Dari ciri-ciri itu diambil kesimpulan, bahwa keindahan tersusun dari keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Dua hal yang indah yang selalu berdampingan. Dua hal tersebut juga berdampingan dengan Manusia.
            Manusia diberikan keindahan yang sangat luar biasa oleh Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, manusia diharapkan untuk selalu menjaga keindahan-keindahan yang dimilikinya, yang ada pada dirinya agar senantiasa keindahan tersebut dapat berguna dan dinikmati oleh semua orang, serta untuk mengetahui suatu keindahan dibutuhkan hal-hal seperti renungan, keserasian, kehalusan dan kontemplasi.

3.2 Kritik dan Saran
            Sebagai penulis yang menyusun makalah ini, penulis sangat memerlukan kritikan dan saran demi kesempurnaan penyusunan makalah yang selanjutnya agar bisa lebih bermanfaat dan lebih baik.





DAFTAR PUSTAKA

emil.staff.gunadarma.ac.id/.../bab5-manusia_dan_keindahan.pdf
Sulaeman, Munandar. 1998. “Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar”. Bandung: Refika Aditama
Tri Prasetya Joko. 2004. “Ilmu Budaya Dasar”. Jakarta: PT Asli Mahasatya

0 comments:

Post a Comment