Thursday, September 29, 2016

Artikel Implementasi Pengolahan Citra Di Dibidang Militer



Anggota :        - Shella Chinta C. ( 36115530 )

                        - Heni Safitri   ( 33115123 )

                        - Wahyu Nugroho Jati ( 37115091 )
                        - Todo Fransiscus ( 36115921 )
                        - Ganis Mugipangestu ( 32115831 )
Kelas :             2DB03
 


Pengolahan Citra Di Dibidang Militer Pada Teropong Malam Hari (Night Vision)



Pengertian



Teropong malam atau Night vision binocular / monocular adalah alat yang digunakan untuk pengintaian di malam hari tanpa ada cahaya. Biasa digunakan untuk berburu atau operasi militer di malam hari. Meskipun sering digunakan oleh organisasi militer, teropong malam yang tersedia untuk warga sipil. Alasan mengapa teropong malam di militer kini telah menjadi bagian yang diharapkan dari peperangan modern karena dapat memungkinkan pemakainya untuk melihat gambar dalam gelap yang tidak dapat dilihat hanya dengan mata telanjang. Gambar-gambar yang terus bergerak.

Sejarah teropong malam dalam militer

Teropong memiliki sejarah panjang digunakan militer. Di desain oleh Galileo sehingga terkenal s secara luas digunakan sampai akhir abad ke-19 .. Teropong dibangun untuk penggunaan militer umum cenderung lebih berat dari pada rekan-rekan sipil mereka Mereka umumnya menghindari pengaturan fokus pusat lebih rapuh mendukung fokus independen, yang juga membuat untuk lebih mudah, atap yang bocor lebih efektif. dalam teropong militer mungkin memiliki lapisan aluminiun berlebihan pada prisma mereka set untuk menjamin mereka tidak kehilangan kualitas reflektif mereka jika mereka basah. Salah satu bentuk varian disebut "teropong parit", kombinasi teropong dan periskop artileri sering digunakan untuk tujuan yang terkena bercak tujuan hanya beberapa inci di atas tembok pembatas, menjaga kepala agar aman dalam parit itu. teropong Militer era Perang Dingin kadang-kadang dilengkapi dengan sensor pasif yang terdeteksi aktif , sementara yang modern biasanya dilengkapi dengan filter memblokir sinar laser digunakan untuk sebagai senjata. Selanjutnya, teropong dirancang untuk penggunaan militer mungkin termasuk dalam satu mata untuk memfasilitasi jangkauan dalam penglihatannya.

Tujuan teropong malam

teropong malam terutama digunakan untuk tujuan militer, dan membantu melindungi dan menjaga personil bersenjata dari kemungkinan bahaya di medan pertempuran. teropong Malam adalah salah satu penemuan panas perangkat pada abad terakhir, memungkinkan orang untuk melihat benda-benda di sekitarnya di malam hari. Generasi yang lebih tua dari kacamata night vision menggunakan cahaya inframerah untuk melemparkan lebih dari suatu daerah, sehingga orang dapat melihat melalui penglihatan kacamata untuk mendapatkan gambar dari target.

Cara penggunaan teropong

1.      1. Menggunakan kedua mata ketika melihat obyek yang juga ke titik akurat ke arah yang sama.
2.      2. Menggunakan kedua tangan, walaupun ukuran teropong bervariasi
3.      3. Fokus dan penyesuaian

Central fokus teropong dengan jarak interpupillary disesuaikan. Teropong yang akan digunakan untuk melihat benda-benda yang tidak pada jarak yang tetap harus memiliki fokus pengaturan yang mengubah jarak antara lensa mata dan objektif. Secara tradisional, dua pengaturan yang berbeda telah digunakan untuk memberikan fokus.


Teropong dengan "fokus yang berbeda" memerlukan dua teleskop menjadi fokus yang berbeda dengan menyesuaikan setiap lensa mata. Teropong dirancang untuk penggunaan medan berat, seperti aplikasi militer, secara tradisional telah menggunakan fokus yang berbeda Karena pengguna umum merasa lebih nyaman untuk fokus kedua tabung dengan satu tindakan penyesuaian, jenis kedua dari teropong memasukkan "berfokus pusat", yang melibatkan perputaran roda fokus pusat untuk menyesuaikan kedua tabung bersama. Selain itu, salah satu dari dua mata dapat lebih disesuaikan untuk mengkompensasi perbedaan antar mata (biasanya dengan memutar lensa mata). Karena perubahan fokus dipengaruhi oleh lensa mata yang disesuaikan dan dapat diukur dalam unit adat daya bias, lensa mata disesuaikan sendiri sering disebut "diopter". Setelah penyesuaian ini telah dibuat untuk penampilkan suatu gambar tertentu, teropong dapat memfokuskan kembali pada objek pada jarak yang berbeda dengan menggunakan roda fokus untuk memindahkan kedua tuba secara bersama tanpa penyesuaian kembali lensa mata. teropong Paling modern juga diatur melalui sebuah konstruksi yang memungkinkan jarak antara dua bagian teleskop harus disesuaikan untuk mengakomodasi pemirsa dengan pemisahan mata yang berbeda. Kebanyakan dioptimalkan untuk jarak jauh (biasanya 56mm) untuk orang dewasa.

Persyaratan yang digunakan untuk menggambarkan pelapisan, untuk semua teropong

Kehadiran setiap pelapis biasanya dilambangkan pada teropong dengan ketentuan sebagai berikut:

·         # coated optics : satu atau lebih permukaan adalah anti reflektif dilapisi dengan lapisan tunggal.
·         # fully coated : semua kaca ke permukaan udara adalah anti reflektif dilapisi dengan lapisan tunggal.
·         #multi-coated : satu atau lebih permukaan memiliki anti reflektif yang dilapisi layer
·         # fully multi-coated : semua kaca ke permukaan udara adalah anti reflektif yang banyak dilapisi layer.




     
  PENGOLAHAN CITRA DI BIDANG MILITER MENGENAI MENGENALI SASARAN PELURU KENDALI MELELUI SENSOR VISUAL: RUDAL DENGAN KENDALI GPS



Hasil gambar untuk PENGOLAHAN CITRA DI BIDANG MILITER MENGENAI MENGENALI SASARAN PELURU KENDALI MELELUI SENSOR VISUAL: RUDAL DENGAN KENDALI GPS
    Citra (image) adalah gambar pada bidang dua dimensi yang dihasilkan dari gambar analog dua dimensi yang kontinyu menjadi gambar diskrit melalui proses digitasi.
Pengolahan Citra = memproses suatu citra sehingga menghasilkan citra yang sesuai dengan keinginan kita atau kualitasnya menjadi lebih baik, yaitu pemrosesan pada usaha untuk memanipulasi. Citra yang telah menjadi gambar lain menggunakan algoritma atau teknik tertentu. Pengolahan citra mempunyai tujuan yaitu: 

1. Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasikan oleh manusia atau komputer .
2. Teknik pengolahan citra dengan mentrasformasikan citra menjadi citra lain.
3. Pengolahan citra merupakan proses awal dari komputer visi.

Pengolahan citra juga digunakan dalam bidang militer, antara lain penggunaannya untuk:
a. Mengenali sasaran peluru kendali melalui sensor visual.
b. Mengidentifikasi pesawat musuh melalui radar.
c. Teropong malam hari (night vision).
d. target locking.

Dalam hal ini yang akan dibahas ialah: Mengenali Sasaran Peluru Kendali Melalui Sensor Visual.
Dunia militer internasional saat ini sudah banyak mengalami kemajuan dalam bidang pertahanan dan keamanan. Banyak sekali diciptakan alat-alat maupun senjata untuk mengamankan negaranya dari teroris maupun invasi dari negara lain.
Senjata juga tidak perlu membidik lawan menggunakan kejelian mata. Bahkan para tentara tidak perlu langsung terjun di medan perang. Mengapa demikian? Karena dengan menggunakan sistem senjata pintar semua kegiatan perang dapat dilakukan dengan kendali jarak jauh. Peluru kendali dapat menempuh jarak yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Pesawat mampu melihat musuh diluar jarak pandangan mata. Bahkan medan perang mungkin akan diisi mesin-mesin tanpa awak yang mampu menyebabkan kemusnahan massal. Tidak hanya itu. Mesin-mesin perang pun mengalami kemajuan menjadi monster-monster cerdas. Peluru mencari sasarannya sendiri. Sistem –sistem pengintai memberitahukan letak musuh. Dan sistem pertahanan bereaksi secara otomatis terhadap serangan.

Penjelasan Rudal ber-GPS
Hasil gambar untuk PENGOLAHAN CITRA DI BIDANG MILITER MENGENAI MENGENALI SASARAN PELURU KENDALI MELELUI SENSOR VISUAL: RUDAL DENGAN KENDALI GPS
     GPS adalah suatu sistem navigasi yang memanfaatkan satelit. Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan. Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa diterima di seluruh permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi.
Dalam serangan terbaru Amerika Serikat dan Inggris ke Irak, ribuan peluru kendali pintar jenis Tomahawk ditembakkan ke Bagdad. Para jenderal aliansi mengatakan, semua peluru kendali mengenai sasaran. Rahasia senjata pintar itu terletak pada sistem pengendalinya. Serangannya dipandu menggunakan sistem satelit militer yang disebut Global Positioning Sytem-GPS. Dengan propaganda militernya, Amerika Serikat memperlihatkan citra satelit, yang menunjukan, bahwa semua sasaran yang dituju tidak pernah meleset. Juga disebutkan kerugian di kalangan penduduk sipil dapat dibatasi sampai minimal. Kunci dari keberhasilan serangan itu tentu saja pemanfaatan Global Positioning System-GPS. Sebab menurut para pakar militer, persenjataan pintar mutakhir dikembangkan tidak hanya dengan memperkuat daya jelajahnya, melainkan juga dengan memperbaiki sistem kendalinya. Dengan demikian peranan GPS amatlah besar, untuk membimbing peluru kendali agar dengan akurat sampai ke sasaran tembak.
Peluru kendali jenis terbaru AS dipasangi peralatan sensor GPS, sehingga arahnya bisa diubah di tengah jalan. Juga dengan memanfaatkan GPS, berbagai hambatan, seperti kabut, badai pasir, iklim buruk, tabir api serta faktor lain bisa diabaikan. Sebenarnya GPS adalah sistem navigasi militer Amerika Serikat yang dipandu satelit dari luar angkasa. Jaringan satelitnya mencakup seluruh permukaan Bumi. Prinsipnya adalah menentukan sebuah lokasi dengan ketepatan tinggi. Prinsip ini serupa dengan metode lama “triangulasi”, dimana posisi sebuah titik ditentukan dengan menarik tiga garis. Hanya saja kini garis itu ditarik dari luar angkasa menggunakan pencitraan satelit.
Cara rudal mampu mencapai sasaran dengan tepat ialah rudal yang sudah dilengkapi dengan dengan pemandu GPS tersebut berkerja dengan cara meneruskan sinyal dan posisi armada bergerak kepada Base Station (BS). Teknologi satelit ini akan melakukan pencitraan terhadap objek yang ada di bumi yang selanjutnya akan diinformasikan kepada BS. BS selanjutnya melakukan kalkulasi pencitraan ini, selanjutnya diteruskan terhadap rudal yang sudah dilengkapi dengan GPS. Selanjutnya tinggal menentukan titik sasaran yang akan dituju.

Beberapa contoh rudal yang sudah menggunaka alat pemandu berupa GPS:
1. AGM-137 TRI-SERVICE STANDOFF ATTACK MISSILE (TSSAM).
Hasil gambar untuk AGM-137 TRI-SERVICE STANDOFF ATTACK MISSILE (TSSAM).
    Angkatan Udara Amerika (USAF) mulai mengembangkan Tri-Service Standoff Attack Missile (TSSAM) pada tahun 1986; untuk menghasilkan rudal dengan teknologi stealth untuk USAF, USN dan USMC dengan kemampuan jarak jauh, pemandu berdiri sendiri, pengenalan target otomatis, dan keakuratan tinggi serta hulu ledak yang mampu menghancurkan sasaran berupa struktur berpelindung tinggi baik didarat maupun diatas permukaan laut. Rudal akan dilengkapi dengan inertial navigation yang dibantu dengan GPS

2. AGM-154A JOINT STANDOFF WEAPON (JSOW).
Hasil gambar untuk AGM-154A JOINT STANDOFF WEAPON (JSOW).
     Merupakan program bersama USN dan USAF untuk standarisasi senjata kendali jarak menengah, terutama untuk menghancurkan target terlindung pada jarak diluar jangkauan senjata anti-serangan udara, untuk mempertinggi tingkat keselamatan pesawat tempur.

3. AGM-158 JOINT AIR TO SURFACE STANDOFF MISSILE (JASSM).
Hasil gambar untuk AGM-158A
     Hasil rancang bangun Lockheed Martin. AGM-158A menggunakan pendorong turbojet CAE J402 dari Teledyne. Pemanduan melalui inertial navigation yang selalu diperbaharui dengan GPS. Pengenalan target dan terminal homing melalui imaging infrared seeker. Kelengkapan data link menjadikan rudal mengirimkan sinyal lokasi dan statusnya saat melesat menuju sasaran. Hulu ledak berupa WDU-42/B penetrator dengan bobot 450 kg.

4. STORM SHADOW
Hasil rancang bangun Lockheed Martin. AGM-158A menggunakan pendorong turbojet CAE J402 dari Teledyne. Pemanduan melalui inertial navigation yang selalu diperbaharui dengan GPS. Pengenalan target dan terminal homing melalui imaging infrared seeker. Kelengkapan data link menjadikan rudal mengirimkan sinyal lokasi dan statusnya saat melesat menuju sasaran. Hulu ledak berupa WDU-42/B penetrator dengan bobot 450 kg.

Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan dari rudal yang menggunakan sistem pemandu GPS ini adalah memungkinkan ketepatan rudal dalam mencapai sasaran meskipun dengan jarak yang jauh. Dan bila dipergunakan dalam perang, memungkinkan meminimlkan jatuhnya korban dari warga sipil.
Kelemahan, sistem navigasi menggunakan GPS ini memerlukan data yang akurat. Disinilah tugas mata-mata di darat, menentukan dan menandai sasaran yang akan ditembak. Jadi sistem canggih itupun bisa salah sasaran, kalau ternyata masukan dari darat tidak akurat.
Rudal tersebut juga tidak akan mampu mencapai sasaran, bila sasaranya memasuki area blank spot, area tersebut biasanya bawah tanah. Sistem navigasi rudal juga bisa dikacaukan dengan alat yang dinamakan GPS Jammer. Alat ini berfungsi untuk merusak penyampaian data ke GPS receiver yang ada pada rudal bahkan dapat memberikan informasi palsu. Sehingga rudal tersebut dapat jauh melenceng dari target sasaran.



www.google.com
www.militerium.com
www.tni-au.mil.id
www.usnews.com
www.beritanet.com
http://subaridargombez.wordpress.com
http://novikarlina10.blogspot.co.id/2010/10/pengolahan-citra-di-dibidang-militer.html

0 comments:

Post a Comment